Info Beregam – Setiap kali ponselnya berbunyi, Dinda selalu refleks menoleh. Entah itu pesan dari teman, notifikasi media sosial, atau sekadar pengingat aplikasi belanja. Dalam satu jam, ia bisa membuka ponsel lebih dari dua puluh kali tanpa alasan jelas. Ia tahu kebiasaannya itu tidak produktif, tapi ada dorongan halus yang membuatnya sulit menahan diri.
Fenomena seperti yang dialami Dinda kini menjadi hal umum. Di era digital, kita hidup di tengah derasnya notifikasi yang seolah tak pernah berhenti. Bunyi “pling” kecil yang dulu terasa membantu, kini menjadi pemicu kecemasan dan distraksi tanpa akhir.
Dunia yang Penuh Gangguan Digital
Notifikasi awalnya dirancang untuk mempermudah hidup. Dengan satu bunyi, kita tahu ada pesan penting, email masuk, atau pengingat jadwal. Namun seiring waktu, sistem ini berevolusi menjadi alat perebut perhatian. Media sosial, aplikasi hiburan, bahkan toko online kini menggunakan notifikasi sebagai senjata utama untuk membuat pengguna terus membuka aplikasi.
Setiap kali ponsel bergetar, otak kita melepaskan dopamin — zat kimia yang memberi rasa senang singkat. Karena itu, setiap notifikasi menciptakan dorongan untuk segera melihatnya. Tanpa sadar, kita terus mencari sensasi kecil itu, seperti seseorang yang tak bisa berhenti meneguk kopi.
Masalahnya, sensasi ini bersifat sementara. Begitu hilang, kita merasa perlu membuka ponsel lagi. Inilah awal terbentuknya kebiasaan kompulsif: mengecek ponsel tanpa tujuan.
Efek Psikologis Kecanduan Notifikasi
Banyak penelitian menunjukkan bahwa terlalu sering menerima notifikasi dapat menurunkan kemampuan fokus hingga 40 persen. Setiap kali perhatian teralihkan, otak butuh beberapa menit untuk kembali ke mode konsentrasi penuh. Akibatnya, produktivitas menurun drastis.
Selain itu, notifikasi juga menciptakan fenomena yang disebut “FOMO” — Fear of Missing Out, atau ketakutan ketinggalan informasi. Kita merasa perlu selalu terhubung agar tidak tertinggal kabar terbaru, tren, atau percakapan di grup. Padahal, sebagian besar notifikasi sebenarnya tidak penting.
Yang lebih berbahaya lagi, kecanduan ini bisa berdampak pada kesehatan mental. Orang yang terus-menerus terganggu notifikasi cenderung lebih mudah stres, sulit tidur, dan kehilangan kemampuan menikmati waktu hening. Dunia digital yang seharusnya membantu kita, malah menjadi sumber kelelahan mental baru.
Dunia yang Semakin Bising
Data terbaru tahun 2025 menunjukkan bahwa rata-rata pengguna smartphone menerima lebih dari 70 notifikasi setiap hari. Mulai dari pesan instan, media sosial, hingga promosi belanja. Semua berebut perhatian di layar yang sama.
Setiap perusahaan berlomba membuat sistem notifikasi yang semakin menarik. Warna merah pada ikon pesan, efek getar, hingga suara unik bukan sekadar desain, melainkan hasil riset psikologi untuk menarik perhatian manusia.
Kita mungkin berpikir masih memegang kendali atas waktu dan fokus, padahal kenyataannya, algoritma-lah yang mengatur kapan kita menatap layar dan berapa lama kita bertahan di sana.
Kisah Dinda dan Titik Baliknya
Suatu malam, Dinda menyadari betapa dalam ia terjebak dalam lingkaran ini. Sudah lewat tengah malam, tapi ia masih menggulir media sosial tanpa tujuan. Matanya lelah, tapi jarinya terus bergerak. Ia baru berhenti ketika baterai ponselnya benar-benar habis.
Keesokan harinya, Dinda mencoba bereksperimen. Ia mencoba menghentikan kecanduan dengan mematikan semua notifikasi non-penting — tidak ada pesan dari grup belanja, tidak ada pemberitahuan komentar, tidak ada update berita. Hanya notifikasi panggilan dan pesan penting yang tersisa.
Hari itu terasa berbeda. Ia menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, bisa fokus membaca buku, dan bahkan sempat makan tanpa menatap layar. Malamnya, ia tidur lebih cepat dan merasa lebih tenang. Untuk pertama kalinya, Dinda menyadari bahwa diam tanpa notifikasi ternyata tidak menakutkan — justru menenangkan.
Cara Mengendalikan Kecanduan Notifikasi
Kecanduan digital bukan berarti kamu harus berhenti menggunakan teknologi. Kuncinya adalah menyeimbangkan kembali hubungan dengan perangkatmu. Berikut langkah sederhana yang bisa dilakukan:
- Matikan notifikasi yang tidak penting.
Promo, like media sosial, atau berita hiburan bukan hal mendesak. Biarkan aplikasi tersebut diam sampai kamu membukanya sendiri. - Tentukan waktu khusus untuk mengecek pesan.
Cobalah memeriksa ponsel hanya setiap dua jam sekali. Otak akan mulai terbiasa tidak selalu menunggu notifikasi. - Gunakan mode “Do Not Disturb” saat bekerja atau beristirahat.
Mode ini membantu menjaga konsentrasi tanpa gangguan dari pesan atau panggilan tidak mendesak. - Hapus aplikasi pemicu kecanduan.
Jika kamu merasa tidak bisa berhenti membuka aplikasi tertentu, lebih baik hapus sementara dan gunakan versi web-nya saat diperlukan. - Gunakan jam manual.
Dengan begitu, kamu tidak perlu membuka ponsel hanya untuk melihat waktu — yang sering berakhir dengan membuka aplikasi lain.
Kebiasaan kecil ini bisa mengubah cara kamu berinteraksi dengan teknologi dan memberikan ruang bagi fokus serta ketenangan pikiran.
Manfaat Digital Detox
Setelah sepekan menjalani kebiasaan baru, Dinda merasakan perubahan besar. Ia lebih mudah fokus, tidak lagi cemas jika ponselnya jauh dari jangkauan, dan mulai menikmati kegiatan offline seperti membaca atau berjalan santai.
Fenomena seperti ini dikenal sebagai digital detox — istirahat sejenak dari kebisingan digital untuk menyegarkan kembali pikiran. Banyak orang yang menjalani digital detox melaporkan peningkatan kualitas tidur, suasana hati yang lebih stabil, dan hubungan sosial yang lebih hangat.
Teknologi memang tidak bisa kita hindari, tapi kita selalu punya pilihan: apakah kita ingin memanfaatkannya, atau justru teknologi memperbudak kita.
Kecanduan notifikasi bukan masalah sepele. Setiap bunyi kecil yang kita abaikan atau tanggapi sebenarnya sedang melatih otak untuk terus mencari gangguan baru. Dalam jangka panjang, hal ini dapat merusak fokus, produktivitas, bahkan kesejahteraan mental.
Namun kabar baiknya, kita masih bisa mengendalikan situasi. Dengan sedikit disiplin dan kesadaran, kita bisa menciptakan ruang hening di tengah bisingnya dunia digital. Kita bisa kembali menikmati waktu tanpa tekanan harus selalu terhubung.
Jadi, kapan terakhir kali kamu benar-benar membiarkan ponselmu diam — dan menikmati ketenangan tanpa gangguan notifikasi?