Dominasi ‘Meriam London’ di Waktu Normal, Rossoneri Unggul Lewat Drama Adu Penalti: Kisah Arsenal vs AC Milan di Singapura
Pertengahan pekan di Singapura menjadi saksi bisu pertarungan klasik antara dua raksasa sepak bola Eropa: Arsenal dan AC Milan. Sebuah laga pramusim yang sarat gengsi, di mana ‘Meriam London’ menunjukkan dominasi penuh sepanjang 90 menit waktu normal, namun pada akhirnya harus mengakui keunggulan Rossoneri dalam adu tos-tosan yang menegangkan. Pertandingan yang berlangsung pada Rabu, 23 Juli 2025, ini menyajikan cerita kontras antara penguasaan permainan dan keteguhan mental di titik putih.
Ritme Arsenal, Pertahanan Milan
Peluit awal pertandingan ditiup, dan kedua tim langsung menunjukkan intensitas tinggi. AC Milan, di bawah komando barisan pelatih mereka, mencoba menggebrak lebih dulu. Belum genap tiga menit laga berjalan, Rafael Leao sudah menebar ancaman serius. Bintang Portugal itu berhasil menembus pertahanan Arsenal, melepaskan tembakan keras yang sayangnya masih mampu diblok dengan sigap oleh William Saliba. Sebuah intervensi krusial yang mencegah gawang Arsenal bergetar di menit-menit awal.
Arsenal tak tinggal diam. Tim asuhan Mikel Arteta ini dengan cepat merespons. Di menit keenam, sebuah umpan silang akurat dari Kai Havertz meluncur deras ke kotak penalti Milan. Sayang, Bukayo Saka yang berlari menyambut bola sedikit terlambat sepersekian detik, membuat peluang emas terbuang percuma.
Seiring berjalannya waktu, Arsenal mulai menemukan ritme permainan mereka. Gelombang serangan balik cepat dan kombinasi umpan-umpan pendek yang menjadi ciri khas ‘The Gunners’ mulai terlihat. Peluang terbaik Arsenal di babak pertama lahir pada menit ke-24. Christian Norgaard dengan cerdik melepaskan umpan terobosan kepada Ethan Nwaneri, gelandang muda berbakat yang menunjukkan kematangan di usianya. Nwaneri yang tinggal berhadapan dengan kiper Pietro Terracciano melepaskan tembakan terarah, namun reaksi cepat sang penjaga gawang berhasil menepis bola keluar.
Data statistik di jeda turun minum menunjukkan gambaran yang jelas mengenai jalannya babak pertama. Meskipun AC Milan memiliki sedikit keunggulan dalam penguasaan bola, Arsenal jauh lebih produktif dalam menciptakan peluang. Statistik mencatat 12 percobaan tembakan dari Arsenal, dengan tiga di antaranya tepat sasaran. Sementara itu, Milan hanya mampu melepaskan dua percobaan tanpa satupun yang mengarah ke gawang Raya. Ini menunjukkan betapa efektifnya pertahanan Arsenal dalam meredam serangan Milan, sekaligus agresivitas mereka dalam membangun serangan.
Saka Memecah Kebuntuan, Arsenal Menguasai Penuh
Memasuki babak kedua, Arsenal tidak mengendurkan tekanan. Mereka terus berusaha mencari celah di pertahanan Milan yang rapat. Usaha keras ‘The Gunners’ akhirnya membuahkan hasil di menit ke-53. Jakub Kiwior, yang bergerak di sisi sayap, melepaskan umpan silang mendatar yang sangat akurat ke dalam kotak penalti. Bola disambut oleh Bukayo Saka, yang dengan tenang menuntaskan peluang tersebut menjadi gol. Jala gawang Milan bergetar, dan papan skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Arsenal. Gol ini menjadi refleksi nyata dari dominasi mereka sepanjang pertandingan.
Empat menit berselang, Arsenal hampir menggandakan keunggulan. Kai Havertz, yang bermain dengan determinasi tinggi, berhasil menanduk bola dari skema tendangan sudut. Namun, sundulannya masih sedikit melebar dari sasaran. Milan, di sisi lain, tampak kesulitan untuk mengembangkan permainan mereka. Barisan tengah Arsenal yang solid dan tekanan tinggi dari para penyerang membuat Rossoneri lebih banyak menghabiskan waktu di area pertahanan mereka sendiri. Serangan balik Milan seringkali terhenti sebelum sempat menjadi ancaman serius bagi gawang Arsenal.
Di menit-menit akhir waktu normal, Arsenal terus mencari gol tambahan. Pada menit ke-85, kapten Martin Odegaard melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola meluncur deras menuju gawang, namun Pietro Terracciano kembali menunjukkan kehebatannya dengan menepis bola keluar lapangan, menghasilkan tendangan sudut. Hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada gol tambahan tercipta. Arsenal berhasil mempertahankan keunggulan 1-0 di waktu normal, sebuah hasil yang menggambarkan performa superior mereka di lapangan.
Mental Baja Rossoneri Menentukan Pemenang
Meskipun Arsenal memenangkan pertandingan di waktu normal, regulasi turnamen pramusim ini mengharuskan adanya pemenang melalui adu penalti. Drama di titik putih pun tak terhindarkan. Kedua tim mempersiapkan algojo-algojo terbaik mereka untuk menghadapi ujian mental ini.
Satu per satu eksekutor dari kedua belah pihak maju. Ketegangan menyelimuti stadion. Setiap tendangan menjadi penentu, setiap penyelamatan menjadi krusial. Sepuluh penendang dari masing-masing tim mengambil bagian dalam drama ini. Baik Arsenal maupun AC Milan menunjukkan ketenangan dan ketajaman dalam mengeksekusi penalti mereka, membuat skor terus berimbang.
Namun, dalam sebuah adu penalti yang panjang dan melelahkan ini, AC Milan menunjukkan mentalitas baja yang lebih baik. Setelah 10 penendang dari masing-masing tim, akhirnya Rossoneri berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 6-5. Kemenangan ini, meskipun diraih lewat adu penalti, menunjukkan daya juang dan keteguhan mental Milan di momen-momen krusial.
Susunan Pemain:
Pertandingan ini juga menjadi ajang bagi kedua pelatih untuk mencoba formasi dan pemain baru. Berikut adalah susunan pemain awal dari kedua tim:
Arsenal:
Kiper: Raya
Bek: White, Saliba, Calafiori, Zinchenko
Gelandang: Norgaard, Rice, Nwaneri
Penyerang: Saka, Martinelli, Havertz
AC Milan:
Kiper: Terraciano
Bek: Tomori, Thiaw, Pavlovic, Saelemaekers
Gelandang: Loftus-Cheek, Ricci, Musah
Penyerang: Bartesaghi, Pulisic, Leao
Pertandingan ini, meskipun hanya pramusim, memberikan banyak pelajaran bagi kedua tim. Arsenal menunjukkan potensi serangan yang mematikan dan pertahanan yang solid di waktu normal. Sementara itu, AC Milan membuktikan bahwa mereka memiliki mental juara dan ketenangan yang luar biasa dalam menghadapi situasi tekanan tinggi seperti adu penalti. Penggemar sepak bola di seluruh dunia tentu menantikan bagaimana performa kedua tim ini di musim kompetisi yang akan datang.




















