Laron Muncul Setelah Hujan, Ternyata Ini Penyebabnya

Info Beregam – Mengapa Laron Muncul Setelah Hujan? – Laron, serangga yang muncul dalam jumlah besar setelah hujan, sering kali menjadi pemandangan yang tidak terhindarkan, terutama di daerah tropis. Banyak orang yang penasaran dan bertanya-tanya, mengapa laron selalu muncul setelah hujan, terutama pada malam hari.

Fenomena ini bukan tanpa alasan, melainkan berkaitan erat dengan siklus hidup, perilaku, dan kondisi lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh cuaca, terutama hujan.

Apa itu Laron?

Laron adalah serangga yang merupakan bagian dari ordo Isoptera, atau yang lebih dikenal dengan nama rayap terbang.  Hewan ini merupakan individu dewasa dari koloni rayap yang biasanya tidak dapat terbang. Laron muncul pada waktu tertentu dalam jumlah besar untuk melakukan kegiatan reproduksi, dan mereka hanya akan terbang untuk waktu yang sangat singkat, yaitu pada periode yang disebut swarming.

Biasanya, mereka akan keluar dari sarang rayap setelah melewati beberapa fase perkembangan dalam tanah.

Kapan dan Mengapa Laron Muncul?

Laron cenderung muncul setelah hujan, khususnya pada malam hari. Momen ini tidak terjadi begitu saja, tetapi ada alasan ilmiah di balik fenomena tersebut. Kemunculan mereka sering terjadi pada musim penghujan, terutama setelah hujan deras atau setelah hujan ringan yang mengubah kondisi kelembapan udara secara signifikan.

Beberapa faktor utama yang mendorong laron keluar dari sarangnya setelah hujan antara lain adalah perubahan suhu, kelembapan, dan kebutuhan untuk berkembang biak.

1. Kondisi Kelembapan yang Meningkat

Setelah hujan, udara menjadi lebih lembap. Kelembapan yang meningkat ini sangat penting bagi laron karena tubuh mereka rentan terhadap dehidrasi. Laron adalah serangga yang membutuhkan kadar kelembapan tertentu agar dapat bertahan hidup dan terbang dengan baik.

Kelembapan yang tinggi membuat tubuh mereka lebih stabil dan memungkinkan mereka untuk terbang tanpa masalah. Tanpa hujan, kelembapan udara akan cenderung rendah, yang dapat menghambat aktivitas mereka.

Selain itu, hujan juga menciptakan suasana yang lebih sejuk, yang membantu mengurangi risiko terik matahari yang berbahaya bagi laron yang baru keluar dari tanah atau sarangnya. Kondisi suhu yang moderat dan kelembapan yang tinggi memberikan kenyamanan bagi laron untuk mulai melakukan aktivitasnya.

Baca Juga : 5 Menu Olahan Hazelnut, Enak dan Mudah Dibuat, Bikin Ngiler

2. Waktu Reproduksi (Swarming)

Salah satu alasan utama laron muncul setelah hujan adalah untuk melaksanakan proses reproduksi atau swarming. Swarming adalah fase di mana laron dewasa yang memiliki sayap keluar dari sarang mereka untuk mencari pasangan.

Ini adalah saat yang paling penting dalam siklus hidup mereka. Laron yang keluar setelah hujan akan terbang bersama dalam jumlah besar untuk mencari pasangan dan melakukan perkawinan.

Pada malam hari setelah hujan, kondisi gelap dan sejuk menciptakan suasana yang ideal untuk proses kawin massal. Laron dewasa akan terbang dalam jumlah besar menuju sumber cahaya, di mana mereka akan berpasangan dan bertelur.

Proses ini dilakukan dalam rangka melanjutkan generasi mereka, karena setelah kawin, banyak dari laron yang mati atau kembali ke tanah untuk menghasilkan keturunan baru. Kegiatan swarming ini umumnya terjadi pada musim hujan atau peralihan musim.

Baca Juga  5 Makanan yang Selalu Ada Saat Idul Fitri, Menikmati Bersama Keluarga

3. Pengaruh Cahaya

Meskipun tampaknya laron tertarik pada cahaya secara misterius, ada alasan ilmiah mengapa mereka cenderung terbang menuju sumber cahaya setelah hujan.

Laron dan banyak serangga lainnya cenderung mengikuti cahaya alami yang ada di langit malam, seperti cahaya bulan atau bintang. Namun, di dunia perkotaan, sumber cahaya buatan seperti lampu jalan atau lampu rumah menjadi daya tarik yang lebih kuat bagi mereka.

Kehadiran cahaya dalam jumlah besar setelah hujan memberikan petunjuk arah bagi laron dalam menemukan pasangan mereka. Meskipun perilaku ini dapat membingungkan dan mengganggu manusia, bagi laron, cahaya adalah alat navigasi yang membantu mereka dalam proses kawin.

Cahaya ini juga memberi mereka panduan saat terbang dalam kondisi yang mungkin tidak terlalu terang, seperti malam hari setelah hujan.

4. Perubahan Tekanan Udara

Setelah hujan, tekanan udara sering kali menurun, dan perubahan tekanan ini dapat memengaruhi perilaku laron. Penurunan tekanan udara setelah hujan sering kali mengindikasikan perubahan cuaca yang bisa membuat laron merasa lebih nyaman untuk keluar dari sarangnya.

Banyak serangga, termasuk laron, yang sangat sensitif terhadap perubahan tekanan udara ini, dan mereka meresponsnya dengan lebih aktif, termasuk dengan keluar dari tempat berlindung mereka untuk terbang mencari pasangan.

5. Meningkatnya Kelembapan Tanah

Selain kelembapan udara, kelembapan tanah setelah hujan juga penting bagi kelangsungan hidup laron. Saat tanah menjadi lebih lembap dan tidak terlalu kering, laron merasa lebih aman untuk keluar dari sarang mereka yang ada di dalam tanah.

Hujan yang turun meningkatkan kelembapan di sekitar sarang rayap, yang memungkinkan laron untuk terbang tanpa risiko tubuh mereka terlalu kering.

Apa yang Terjadi Setelah Laron Muncul?

Setelah laron keluar untuk terbang, mereka akan segera mencari pasangan. Di alam liar, laron sering kali menjadi sumber makanan bagi banyak hewan predator, seperti burung dan kelelawar. Karena jumlah mereka yang sangat banyak selama periode swarming, laron menjadi makanan bagi berbagai jenis hewan.

Banyak dari laron yang akan mati setelah proses kawin atau menjadi mangsa pemangsa. Meski demikian, sebagian besar dari mereka akan kembali ke tanah untuk bertelur dan melanjutkan siklus hidup mereka.

Di sisi lain, tubuh laron yang mati dan jatuh ke tanah juga berperan dalam ekosistem sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dan mikroorganisme. Oleh karena itu, meskipun laron sering dianggap mengganggu, mereka sebenarnya memiliki peran penting dalam rantai makanan dan dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem.

Peran Laron dalam Ekosistem

Laron memiliki peran yang sangat vital dalam ekosistem. Selain sebagai makanan bagi hewan-hewan predator, mereka juga berfungsi sebagai pengurai bahan organik yang ada di tanah. Laron membantu mendaur ulang nutrisi dalam tanah dengan proses dekomposisi tubuh mereka yang mati, yang memberikan kontribusi pada kesuburan tanah.

Selain itu, laron juga membantu dalam proses penyerbukan, meskipun ini lebih relevan untuk beberapa spesies laron yang berperan dalam pollinasi. Namun, secara umum, laron berfungsi sebagai bagian penting dalam rantai makanan, memberikan kontribusi pada kelangsungan hidup berbagai spesies lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *