Infoberegam.com – Tsunami Setelah Gempa Kenapa Bisa Terjadi?. Baru-baru ini gempa bumi berkekuatan 7,6 SR mengguncang jepang Senin sore 1 Januari 2024.
Gempa tersebut dilaporkan berpotensi akan menyebabkan tsunami di daerah pantai. Lalu Bagaimana Tsunami setelah gempa tersebut dapat terjadi setelah gempa?
Tsunami adalah bencana alam yang menakutkan dan merusak, terutama ketika disebabkan oleh gempa bumi.
Namun, apa sebenarnya yang terjadi di bawah permukaan laut ketika gempa terjadi, dan bagaimana hal itu dapat memicu gelombang besar yang menghancurkan?
Mari kita telusuri penjelasan terjadinya tsunami setelah gempa.
Ketika gempa bumi terjadi di dasar laut, itu dapat mengganggu aktivitas lapisan air di atasnya.
Tsunami dapat terpicu oleh berbagai peristiwa alam, dengan yang paling umum adalah gempabumi di dasar laut.
Ketika lempeng tektonik bergeser, terjadi gempa bumi yang kuat dan menyebabkan perubahan pada lantai laut.
Hal ini dapat mengakibatkan gelombang tsunami yang besar dan berbahaya.
Perubahan tiba-tiba pada kerak bumi di dasar laut dapat menyebabkan perpindahan vertikal yang signifikan, yang pada gilirannya menciptakan gelombang tsunami.
Gelombang ini dapat merambat dengan kecepatan tinggi di lautan sebelum mencapai pantai, menyebabkan kerusakan yang parah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tsunami setelah gempa meliputi kedalaman gempa, kekuatan gempa bumi, dan konfigurasi dasar laut.
Gempa bumi yang dangkal cenderung memiliki dampak yang lebih besar daripada gempa bumi yang dalam, karena perubahan yang terjadi di dasar laut lebih besar.
Selain itu, gempa bumi dengan magnitude yang tinggi juga cenderung menyebabkan tsunami yang lebih besar.
Selain faktor gempa itu sendiri, faktor geografis juga dapat memainkan peran penting.
Misalnya, di daerah dengan topografi bawah laut yang kompleks, seperti lembah subduksi atau patahan sesar, potensi terjadinya tsunami bisa jauh lebih besar.
Tsunami dapat memiliki dampak yang menghancurkan. Setelah terpicu, gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi di lautan.
Gelombang tersebut dapat mencapai kecepatan hingga ratusan kilometer per jam di perairan dalam, dan meskipun gelombangnya kecil di tengah laut, mereka dapat tumbuh menjadi gelombang raksasa saat mendekati pantai.
Proses ini dapat menyebabkan kerusakan yang parah ketika gelombang mencapai daratan.
Gelombang besar yang menerjang pantai dapat menyebabkan banjir, menghancurkan bangunan dan infrastruktur, serta menyebabkan kerugian jiwa.
Untuk melindungi diri dari ancaman tsunami, banyak negara yang tinggal di wilayah pesisir telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami.
Sistem ini memungkinkan untuk memberi peringatan kepada masyarakat setempat ketika terjadi gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami.
Selain itu, pembangunan struktur pertahanan pantai seperti tanggul dan dinding penahan juga menjadi langkah penting dalam melindungi komunitas pesisir dari dampak tsunami.